BONTANG - Permasalahan sampah kota sudah saatnya memerlukan pengelolaan sampah secara terpadu. Untuk itu Forkohat bekerja sama dengan KPI Kelurahan Loktuan menggelar Pelatihan Pembuatan Kompos dan Daur Ulang Plastik bagi pengurus Pokja Kelurahan Sehat, LPM, PKK, Dasa Wisma Kelurahan Loktuan, yang berlangsung selama 2 hari, yakni 16 - 17 Juli 2009 di Kelurahan Loktuan.
Di dalam sistem penanganan sampah berbasis masyarakat ini diupayakan agar terjadi perubahan cara pikir (paradigma berpikir) masyarakat dalam memahami persampahan. Paradigma berpikir yang lama dan melekat kuat dalam perwujudan perilaku mereka adalah bahwa sampah yang mereka hasilkan wajar bila dibuang. Paradigma ini harus diubah sehingga masyarakat mulai bisa mengelola sampah yang dihasilkan mereka. Salah satu cara dalam mengelola sampah adalah dengan menjadikan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan menggunakan keranjang “sakti” takakura.
Keranjang takakura adalah suatu alat pengomposan sampah organik untuk skala rumah tangga, yang menarik dari keranjang takakura adalah bentuknya yang praktis, bersih, dan tidak berbau sehingga sangat aman digunakan di rumah. Keranjang ini disebut masyarakat sebagai keranjang sakti karena kemampuannya mengolah sampah organik sangat baik.
Wali Kota Bontang dr HA Sofyan Hasdam Sp S dalam sambutannya mengatakan pengelolaan sampah saat ini belum menjadi prioritas pembangunan di samping kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah masih belum optimal. Untuk itu salah satu aspek dalam pemecahan masalah persampahan adalah dengan penerapan teknologi yang ramah lingkungan, yakni menggunakan keranjang takakura.
”Saya berharap para peserta dapat merubah pola pikir sehingga dapat merubah perilaku dari keterbiasaan kurang peduli akan sampah untuk menjadi peduli dan akrab dengan sampah, sehingga dapat melahirkan masyarakat yang peduli lingkungan dan dapat membantu pemerintah dalam hal menanggulangi masalah sampah. Dalam pengolahan kompos ini, peran masyarakat cukup tinggi. Karena budaya ini lebih efektif bila dimulai dari rumah sendiri, yaitu menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non-organik) dan sampah basah (organik),” terang Wali Kota.
“Kompos tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, media tanam di rumah sendiri atau jika dijual bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Jika sampah rumah tangga yang tergolong bahan organik dijadikan kompos, berarti keluarga Anda sudah berjasa mengurangi sampah,”lanjutnya.
Selain Pelatihan Pembuatan Kompos, kepada 100 orang peserta pelatihan yang berasal dari Kelurahan Loktuan dan Guntung ini diberikan pula pelatihan daur ulang plastik seperti plastik bungkus produk yang dijadikan tas belanja dan lainnya.
Sumber : Kaltimpost.web.id
Jum'at, 17 Juli 2009 , 10:32:00
Komentar :
Posting Komentar