BONTANG – Dalam rangka pengembangan dan pelestarian seni budaya daerah sebagai aset kepariwisataan di Kota Bontang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengadakan Dialog Seni dan Budaya di Pujasera Kelurahan Guntung, Kamis (16/7). Kegiatan ini diselenggarakan terkait Program Program Pengelolaan Keragaman Budaya Kota Bontang 2009.
Peserta dialog ini berasal dari 52 paguyuban/perkumpulan adat dan 20 organisasi kesenian yang tersebar di seluruh Kota Bontang. Jumlah seluruh peserta sebanyak 100 orang yang terdiri dari masyarakat etnis/tokoh masyarakat, tokoh budaya, seniman, budayawan (Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Sumatera, NTT-NTB, Mandarin) serta instansi pemerintah ktoa.
“Hasil yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah terwujudnya proses dialog yang baik antar budaya yang ada di Bontang, sehingga diharapkan adanya masukan saran mengenai apa yang akan dilakukan ke depan,” jelas Kepala Disbudpar Dahyar.
Selanjutnya, Dahyar mengatakan tujuan dari dialog ini adalah sebagai perlindungan kebudayaan daerah sebagai upaya pelestarian dan pengembangan kesenian Kota Bontang yang multikultur. Selain itu juga menyusun program pengembangan kebudayaan (seni dan budaya) kelompok masyarakat/etnis yang ada di Kota Bontang.
Sementara, Wali Kota Bontang Sofyan Hasdam mengatakan bahwa permasalahan budaya ini sangat penting karena terkait dengan maju atau tidaknya suatu daerah. Dengan keberagaman budaya yang dimiliki suatu daerah bahkan negara, maka kerukunan dan toleransi antarbudaya harus dikembangkan.
“Salah satu kekuatan yang dimiliki Kota Bontang adalah mempunyai kekayaan budaya. Saat ini saja, tercatat sebanyak 54 budaya yang ada di Kota Bontang. Kekayaan budaya yang besar ini sudah seharusnya bisa dimanfaatkan secara positif. Selain itu, kekayaan budaya tersebut bisa dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai objek pariwisata yang bisa mendatangkan wisatawan dari luar daerah bahkan mancanegara,” jelas Sofyan Hasdam.
Sumber : Kaltimpost.web.id
Jum'at, 17 Juli 2009 , 10:31:00
Komentar :
Posting Komentar