MUSIM pancaroba atau musim peralihan merupakan saat untuk mewaspadai penyebaran Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Secara umum musim pancaroba dapat mempengaruhi pertambahan penderita ISPA, khususnya di kalangan anak-anak atau balita.
“Anak sangat rentan terhadap ISPA. Meski di Bontang tak terlalu terpengaruh dengan musim pancaroba, karena panas dan hujan di kota ini sering terjadi tanpa bisa diprediksi, namun kita tetap harus mewaspadai penyebaran ISPA. Khususnya terhadap anak-anak dan balita. Anak yang menderita ISPA secepatnya harus dibawa ke Praktik Dokter Keluarga (PDK) untuk mendapatkan layanan kesehatan secepatnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan dr Hindar Jaya SpOG, dalam sosialisasi ISPA untuk kader Posyandu se-Kota Bontang di Hotel Akbar beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Hindar Jaya, ISPA terdiri atas dua bagian yakni common cold atau selesma dan influenza. Salesma biasanya hanya berupa gatal di dalam hidung, hidung meler dan terkadang demam. Influensa mempunyai gejala sama dengan di atas disertai sakit tenggorokan, nyeri persendian dan badan lesu. Biasanya penderita salesma dan influensa akan sembuh sendiri tanpa obat, dalam waktu 3 - 5 hari. Bila sakit berlanjut dan disertai infeksi, biasanya diberi antibiotik.
“Mengatasi ISPA dilakukan dengan cara beristrahat, banyak minum, makan makanan bergizi, hindari es dan makanan yang meransang kerja tenggorokan. Biasanya, penderita ISPA mengalami peradangan saluran napas. Peradangan ini disebabkan bakteri. Sesak napas disertai demam tinggi, menjadi ciri khas peradangan ini. Peradangan ini terjadi di tenggorokan, saluran paru, hingga cabang saluran kecil paru. Pada peradangan ini terjadi penyempitan total atau sebagian saluran paru, hingga mengakibatkan sesak napas,” pungkas Hindar Jaya SpOG.
Sumber : Kaltimpost.web.id
Sabtu, 18 Juli 2009 , 09:42:00
Komentar :
Posting Komentar