BONTANG - Dengan adanya UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional yang menjadi acauan pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Pemkot Bontang melalui Bappeda Bontang mulai melakukan upaya-upaya dalam rangka penyusunan RPJPD Bontang 2006–2025. Hal itu tergambar dari Diskusi Strategis Tentang Arah dan Tantangan Bontang 20 Tahun Ke Depan dengan menghadirkan sejumlah narasumber seperti Dr Kurtubi SE MSp MSc selaku Direktur Center for Pettroleum and Energy Economics Studies (CPEES), Prof Dr Tridoyo Kusumastanto MS, direktur Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Laut IPB, Prof Dr Bambang Juanda MS, tim Penguatan Kebijakan Desentralisasi Fiskal Departemen Keuangan RI.
Menurut Wali Kota Bontang Sofyan Hasdam diskusi ini sangat penting dan tidak boleh dipandang hanya sebagai pelaksanaan amanat UU saja. Akan tetapi lebih dari itu, ada sebuah tanggung jawab moral bersama dari seluruh stakeholder yang ada khususnya bagi kepentingan masa depan seluruh masyarakat Kota Taman.
Kegiatan diskusi startegis ini juga merupakan salah satu rangkaian tahapan akhir finalisasi RPJPD Bontang Tahun 2006 – 2025.
”Saya bersyukur diskusi yang sudah lama direncanakan ini dapat terlaksana. Karena diskusi ini penting artinya dengan harapan diskusi ini akan menghasilkan kesepakatan bersama dari seluruh stakeholder yang berkenaan dengan arah pembangunan serta tahapan dan prioritasnya 20 tahun ke depan yang nantinya dijadikan sebagai masukan penyempurnaan rancangan RPJPD,” ujar Sofyan saat membuka forum diskusi yang berlangsung di auditorium Pemkot Bontang, Kamis (6/8).
Lebih lanjut dikatakannya, RPJPD ini sebagai dokumen perencanaan daerah yang memuat visi, misi dan arah kebijakan pembangunan daerah yang didasarkan pada kondisi, potensi, permasalahan dan kebutuhan nyata daerah serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah untuk jangka waktu 20 tahun.
“Melalui diskusi ini pula diharapkan ide-ide yang kreatif dan inovatif akan tertuang dengan berorientasi jauh kedepan serta memperhitungkan kondisi, potensi , keukuatan dan tantangan kota Taman,” lanjutnya.
Sementara Dr Kurtubi dalam presentasinya mengatakan untuk mendorong perekonomian Bontang kembali ke jalur pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan langkah-langkah serius untuk menstransformasi perekonomian Bontang yakni selain menjadi Kota Industri Migas, Bontang juga harus dikembangkan menjadi kota Agro-Marine Industri, pusat perdagangan komoditas perkebunan dan hasil laut serta pusat pengembangan jasa keuangan.
“Kebijakan tranformasi ekonomi tersebut akan membawa Kota Bontang menjadi kota yang selama ini berbasis industri migas, menjadi kota yang berbasis agro-marine industry, trade and financial sevices. Inilah tantangan pembangunan Bontang saat ini hingga dua puluh tahun mendatang,” ungkapnya.
Sumber : Kaltimpost.web.id
Jum'at, 07 Agustus 2009 , 09:57:00
Komentar :
Posting Komentar