BONTANG - Pada dasarnya, setiap pemanfaataan dan pengelolaan sumber daya sudah seharusnya memperhatikan konsep pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Karena tidak sedikit daerah di Indonesia yang menjadikan sektor pertambangan sebagai penggerak roda perekonomian yang mempengaruhi pembangunan di daerah tersebut, terutama di Kaltim yang memiliki banyak potensi tambang.
Permasalahan yang muncul kemudian adalah bagaimana nasib daerah, yang bergantung pada perusahaan pertambangan untuk perekonomiannya, jika perusahaan tambang tersebut harus ditutup. Penutupan tambang tersebut bisa terjadi karena perusakan lingkungan yang parah dan SDA yang sudah mulai menipis atau pun karena masa kontrak yang telah habis. Sehingga, perlu disiapkan langkah untuk mengantisipasi pascapertambangan untuk pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Hal itu menjadi bahan diskusi dalam Focused Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema Menciptakan Kota Hijau Berkelanjutan Dalam Kerangka Menuju Indonesia Goes Green, di ruang sidang utama Kantor Dewan Pertimbangan Presiden di Jakarta, Kamis (13/8).
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Bontang mengatakan bahwa kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan tentunya perlu perhatian dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup, salah satu program pemkot Bontang, yaitu satu rumah satu pohon ditingkatkan menjadi satu orang satu pohon. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan.
“Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berwawasan lingkungan, Pemkot Bontang meningkatkan program satu rumah satu pohon menjadi satu orang satu pohon,” kata Sofyan Hasdam.
Selanjutnya, Sofyan mengatakan, bahwa Pemkot Bontang telah melakukan beberapa kegiatan untuk mensukseskan Bontang Lestari 2010 yang merupakan salah satu Pilar Kota Bontang yang terkait masalah lingkungan. Kegiatan yang telah dilakukan seperti, penghijauan di kawasan komplek Pemerintahan Bontang Lestari, hutan kota Bontang, kebun percontohan, penanaman mangrove, serta pengembangan kawasan pesisir.
Hadir sebagai pembicara dalam acara ini, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Prof Dr Emil Salim serta Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sarwono Kusumaatmadja.
Sumber : Kaltimpost.web.id
Rabu, 19 Agustus 2009 , 14:10:00
Komentar :
Posting Komentar