HomeBONTANG - Sektor industri migas memegang peranan penting bagi perekonomian Bontang saat ini. Namun karena perannya menurun secara perlahan karena sifat dasar dari industri dengan basis sumber daya alam tak terbarukan, maka pertumbuhan ekonomi Bontang cenderung stagnan bahkan melambat.
Dengan memperhatikan potensi Bontang sendiri serta dukungan bahan baku komoditas pertanian di wilayah sekitarnya, malah sektor non migas yang mempunyai potensi unggulan untuk dikembangkan di Bontang adalah industri pengolahan perkebunan dan hasil laut, perdagangan dan jasa keuangan.
Menurut Dr Kurtubi, pakar perminyakan dan gas Indonesia, untuk mendorong perekonomian Bontang kembali ke jalur pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan langkah-langkah serius untuk menstrasformasi perekonomian Bontang yakni selain menjadi Kota Industri Migas, Bontang juga harus dikembangkan menjadi kota Agro-Marine Industri, pusat perdagangan komoditas perkebunan dan hasil laut serta pusat pengembangan jasa keuangan.
“Kebijakan tranformasi ekonomi tersebut akan membawa Kota Bontang menjadi kota yang selama ini berbasis industri migas, menjadi kota yang berbasis agro-marine industry,trade and financial sevices. Inilah tantangan pembangunan Bontang saat ini hingga dua puluh tahun mendatang,” ujar Kurtubi yang hadir sebagai nara sumber dalam Diskusi Strategis Tentang Arah dan Tantangan Bontang 20 tahun ke depan, yang berlangsung di auditorium Pemkot Bontang, (6/8).
Lebih lanjut dikatakannya, untuk mendukung transformasi ekonomi dari industri migas ke agro-marine industry diperlukan kebijakan seperti infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan yang handal dan efisien sehingga mampu bersiang dengan pelabuhan Kota di Samarinda dan Balikpapan dan dukungan infrastruktur seperti listrik, air, telekomunikasi dan jalan yang memadai.
”Selain itu rencana kawasan industri Bontang Lestari perlu pula dioptimalkan, perlu pula kerjasama dengan daerah sekitarnya untuk mengembangkan dan memperbaiki jaringan jalan yang menghubungkan Bontang dengan Kutai Barat, Kutai Timur dan Kutai Kartanegara. Akses jalan yang memadai akan memudahkan aliran lalu lintas barang dan orang dari dan ke wilayah sekitar Bontang. Perbaikan jalan perlu dilakukan untuk menghubungkan Poros Samarinda-Bontang-Sangata (Kutai Timur), Poros Kukar – Samarinda-Bontang-Sanggata,” ungkapnya.
Kurtubi menambahkan peranan dan posisi masing-masing daerah yang tertera dalam RPJPD perlu disosialisasikan ke semua wilayah.”Pemerintah provinsi diminta untuk berperan aktif mengatur peran dan fungsi strategis setiap daerah bagi perkembangan ekonomi wilayah Kaltim, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam alokasi sumber daya dan infrastruktur sehingga setiap wilayah dapat menjalin hubungan ekonomi yang harmonis dan saling menguntungkan,” katanya.
Sumber : Kaltimpost.web.id
Sabtu, 08 Agustus 2009 , 11:20:00
Komentar :
Posting Komentar